KAOS LOKAJAYA - Raden Mas Sahid sang BRANDAL LOKAJAYA, sosok yang ditakuti di kawasan Tuban dan sekitarnya. Dia disebut BRANDAL , karena kesehariannya merampok dan menjarah para petinggi kerajaan MAJAPAHIT. Yang hasilnya dibagikan pada rakyat yang kelaparan.
Sang ayah, prabu WILATIKTA kesal dengan perilaku anaknya. Dan mengusir Raden
Mas Sahid dari TUBAN.
Sejak itulah Raden Said mengganti namanya dengan Brandal Lokajaya,
agar tidak mengotori nama orang tuanya. Masyarakat Tuban dan sekitarnya tidak ada
yang kenal dengan nama Brandal Lokajaya yang sejatinya adalah raden Said.
Suatu ketika, LOKAJAYA bertemu
dengan SUNAN BONANG. LOKAJAYA tertarik dengan tongkat SUNAN BONANG yang terbuat
dari emas.
Dari kejauhan, Sunan Bonang sudah
dapat menangkap aura Lokajaya, mencoba untuk mendekatinya. Dalam hatinya, bahwa
apa yang dilakukan oleh Lokajaya sebenarnya sedang menjalani takdirnya.
Kemudian, Sunan Bonang menyamar sebagai seorang saudagar (pedagang besar)
memamerkan tongkatnya yang terbuat dari emas dan dihiasi dengan berbagai
permata.
Sunan Bonang yang menyamar sebagai sudagar itu sudah sampai di tepi hutan
dimana Lokajaya bersembunyi. Dengan membawa sebuah bungkusan yang besar
dan tongkatnya yang berkilauan, sungguh membuat Lokajaya terperangah.
“ heh kisanak, berhentilah aku minta seluruh barang bawaanmu kau tinggalkan
di tempat ini, jika kau ingin selamat, dan jangan sampai aku memaksamu dengan
kekerasan!”, gertak Lokajaya.
“ Hmm, kisanak yang menghadang di tengah jalan, aku tidak membawa bekal banyak,
hanya bungkusan ini berisi
pakaian, dan sedikit uang”, kata Sunan
Bonang.
“ He paman saudagar, jangan pura-pura tidak tahu, bukankah tongkatmu itu
harganya sangat mahal, maka aku minta tongkatmu itu saja?”, gertak Lokajaya
lagi.
“ Tongkatku hanya satu-satunya, untuk membantuku dalam perjalanan. Aku kan
sudah tua, jika tanpa tongkat aku mudah jatuh”, kata Sunan Bonang lirih.
“ Kisanak , aku hanya ingin mengingatkanmu saja, hentikanlah semua
perbuatanmu kembalilah ke jalan yang benar. Bukannya aku tidak mau menyerahkan
hartua milikku, aku tidak punya apa-apa, semua ini hanya karena Allah, mintalah
kepada Allah yang Maha memberi. Coba kau perhatikan buah kolang-kaling
itu, kalau Allah menghendaki, maka buah kolang-kaling itu menjadi emas
berlian.”, Ujar Sunan bonang lagi.
Seketika semua buah kolang-kaling yang ada di hutan jati itu berubah menjadi emas dan berlian.
Lokajaya menatap kilauan
kolang-kaling itu, mendadak sontak terjungkal di tanah, pingsan.
“ kyai, aku bersalah, aku mohon ampun. Aku bertobat, tidak akan mengulangi
perbuatanku yang telah lalu, ijinkan aku berguru pada kyai, dan akan aku ikuti
kemana Kyai pergi!”, kata Lokajaya dengan mimik serius.
Saat itu juga, Sunan Bonang menancapkan tongkatnya di pinggir kali
kecil kawasan desa Sorowiti, Gresik.
Seiring berjalannya waktu, tak terasa selama 8 tahun LOKAJAYA duduk bertapa
sambil menunggui tongkat Sunan Bonang hingga sekujur tubuhnya dirambati
belukar.
Hingga pada akhirnya,Sunan Bonang teringat telah menyuruh LOKAJAYA duduk
menunggui tongkatnya di pinggir kali tersebut.Dan dari situlah juga, Sunan
Bonang menyatakan “kelulusan” ujian sang murid.
LOKAJAYA terbukti mampu merubah dirinya yang BRANDAL itu jadi manusia yang
mempunyai jiwa sabar tingkat tinggi. Disini juga di kiaskan, siapapun bisa
menjadi lebih baik kalau ada kemauan MENGUBAHNYA serta ada hidayah dari ALLAH.
Sunan Bonang kemudian mengganti nama LOKAJAYA, menjadi SUNAN KALIJAGA. (KL/BBS)